kardianatangkas.blogspot.com/2010_05_01_archive.html



Minggu, 16 Mei 2010

Jangan-Jangan

Aku adalah penggemar super hero sejati. Aku tahu semua superhero yang ada di bumi, dari yang terjelek sampai yang terganteng, dari yang terburuk sampai yang terbaik hingga terkeren. Seperti Spiderman, Superman, dan Batman, mereka adalah superhero yang paling aku suka. Aku berpikir kapan ya aku bisa jadi seperti mereka? Padahal sudah ribuan kali aku mecoba untuk membantu orang-orang yang kesusahan, tapi aku malah menambah kesusahan orang. Huh! Jadi kesal.
Apa muingkin karena aku ini berwajah seram? Padahal aku setiap hari berkaca, wajahku
tidak jelek-jelek amat. Ya memang aku ini adalah anak tukang bakso, tapi niatku untuk berbuat baik menirui super hero kesukaanku tak akan aku padamkan. Memang sebenarnya aku itu menjadi super hero karena ingin memikat gadis-gadis, karena dari aku kecil belum pernah merasakan asiknya pacaran.
Kini aku sudah kelas 3 SMA, tapi aku belum mendapatkan seorang gadis pun. Hari ini aku berangkat ke sekolah memakai sepeda. Tiba-tiba… “Nek, permisi nek biar saya bantu menyeberang. Sini nek biar saya yang membawa keranjangnya juga.”

“Aduh nak tunggu dulu!”
“Ah.. nenek ini tidak usah sungkan-sungkan.” Itu kataku, dengan merasa besar kepala.
Tiba-tiba barang yang aku bawakan terjatuh di jalan dan membuat seorang pengendara sepeda motor menabrak pohon gara-gara menghindari barang yang jatuh. Akhirnya nenek itu disuruh ganti rugi oleh orang itu, dan seketika aku melarikan diri langsung berangkat ke sekolah, dan tidak ingin mengingat kejadian itu. Sungguh susahnya jadi super hero.
Ti…t, ti…t, ti…t. “Hai Tok cepat masuk Pak Kosim udah mau ke kelas!”
“Uda tenang aja, Pak Kosim kan guru terpolos, jadi santai aja lagi!”
“Tok, Tok, Entok…”
“Wush… kamu kira kupingku budek apa. Emangnya ada apa?”
“Begini, kamu kan sedang ingin memburu cewek ni… jadi aku pengen ngasi tahu, tu si Intan baru putus sama si Andre!”
“Yang bener tu Sro! Aduh akhirnya aku punya kesempatan buat deketin si Intan, uda dari kelas 2 aku mencarinya”
Akhirnya Pak Kosim tiba di kelasku. Ternyata Pak Kosim hanya memberikan tugas karena dia akan permisi. Betapa senangnya hatiku, dan aku pun mempunyai kesempatan untuk cari perhatan si Intan, dan aku pun duduk di dekatnya. “ Hai Intan, apa kabar? Kamu makin cantik aja nih!” Sambil memandang matanya.
“Ah bisa aja kamu Tok”
“Tan malam minggu ni kita jalan-jalan mau enggak?” Pura-pura tidak tahu kalau Intan baru putus.
“Aduh Entok sori ya… aku enggak bisa soalnya aku baru jadian ama Adit trus malam minggu ini aku di ajak nonton ke bioskop. Sekali lagi sori ya Tok!”
Sambil memasang tampang putus asa aku kembali ke tempat duduk. “Gimana Tok berhasil pendekatannya?” Tanya Usro.
“Apanya yang berhasil, aku jadi malu sama Intan. Kamu sih enggak ngasi tau kalau Intan baru jadian lagi ama si Adit” Aku Sambil memasang tampang marah.
“Aduh Tok aku enggak tau kalau si Intan baru jadian lagi. Sori ya Tok aku memang bener-bener enggak tau!”
Hatiku mulai sedikit terobati karena Bu Kusmini tidak mengajar hari ini. Karena kegalakannya saat mengajar tidak bisa terbendung. Ditambah lagi dengan sakitnya Pak Jedar aku tinggal mengambil uang dan langsung ke kantin dan aku tinggal menunggu jam pulang. Seandainya setiap hari seperti ini, aku tidak akan pernah mengeluh ke sekolah.
Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi aku pun langsung mengambil tas dan langsung pulang. Teati di jalan aku masih teringat sama nenek yang tadi kena marah gara-gara aku, aku pun tidak melewati jalur waktu ketemu ama nenek yang tadi. Sampainya di rumah. “Tok cuci dulu tanganmu, ganti bajumu, lalu makan!”
Ketika aku membuka penutup makanan“Yah kok ikan pindang lagi, kan Entok bosan Bu. Sekali-kali ayam kek kan enak!”
“Yan anti kalau bapakmu dapet rezeki yang banyak!” Menjawab dengan tenang.
“Ah Ibu selalu saja ngomong gitu.” Aku dengan merasa kesal.
Selesai makan aku membantu ibu mencuci perabotan. Saking kesalnya, aku menghabiskan sabun dan hanya selesai satu piring saja.Ibu pun memarahiku. Aku langsung ke kamar dan bermain gitar menyanyikan lagu tidur sambil berharap “Ya Tuhan tolonglah aku jadikan aku superhero agar aku dikerumuni cewe-cewe nan cantik-cantik!” Aku berkata dalam hati.
Sesaat kemudian “Waduh sudah sore!” Itu kataku sambil terkejut melihat keluar. Aku permisi kepada ibu mau keluar beli jajanan. Di perempatan jalan yang sepi aku mendengar suara mobil yang kayaknya sedang ngebut tetapi aku enggak ngirauin suara bising itu. Dan tiba-tiba mobil itu sudah ada 5 meter di sebelah kiri ku saat aku menyeberang dan mobil itu menaberakku. Aku pun terpental. Tetapi aneh sekali tiba-tiba aku melayang di atas seperti Superman.”Oh tidak aku sudah punya kekuatan super! Terima kasih ya Tuhan kau telah mengabulkan permintaan ku!” Kataku sambil tertawa.
Kali ini aku akan berjanji menjadi superhero dambaan wanita. Sesaat kemudian mobil yang tadi menaberakku kembali melaju dan ku lihat anak kecil ingin menyeberang jalan. Aku langsung terbang dan menggendong anak itu dan membawanya ke seberang jalan. Setelah itu aku langsung mencari mobil yang tadi dan menangkap pengmemudinya. Ternyata pengemudi itu mabuk.
Sekarang aku merasa sudah mejadi super hero sejati. Tetapi belum sejati namanya jika aku belum menggait cewe-cewe. Aku langsung terbang menuju rumah si Intan. Dan tiba-tiba dari sebelah kananku ada batu dan mengenai kepalaku. Aku pun pingsan dan jatuh.
Sesaat setelah itu aku terbangun dan di sebelahku terdapat sebuah mobil keren ketika aku berkaca di mobil itu, “Hah!” Aku terkejut, sekarang aku berubah menjadi Batman superhero yang aku sukai karena kekayaannya dan mobil keren itu pun menjadi milikku. Aku menjadi merasa aneh “Sebenarnya apa alasan Tuhan mengubah-ubah diriku manjadi dua superhero?” Tanyaku sambil bingung. Tetapi aku tidak menghiraukannya “Aku sekarang super hero terkaya.” Kataku sambil berteriak.
Sesaat setelah itu aku melihat si Intan degan Adit saling bergandengan. Aku kesal dan menghampiri mereka. Ketika bejarak 5 kaki dari situ tiba-tiba mereka marahan dan pergi kea rah yang berbeda. Dan ku rasa itu kesaempatan untuk mendekati Intan. Dengan mobil superku aku mengahampiri Intan.”Hei Intan lagi sendiri nih, mau nebeng gak?”
“Ih siapa kamu kok tiba-tiba dateng, bertopeng lagi?”
Aku tidak bisa memberitahu identitasku karena itu pantangan super hero.”Oh sial” Kataku dalam hati. “Aduh Tan masak kamu enggak tau Batman sih?”
“Ya aku tau.” Jawab intan dengan singkat.
“Aku ini Batman, lihat mobilku jubahku yang hitam! Jadi aku ini orang baik. Dan maksudku baik ingin ngjak kamu nebeng ama aku. Yuk naik mobilku!” Kataku dengan sombong dan sambil meyakinkan bahwa aku itu Entok dengan membuka sedikit topengku.
“Em.. ya baiklah aku ikut.” Akhirnya Intan pun mau ku antar pulang.
Keasikan ngobrol di mobil dengan Intan, tiba-tiba aku kehilangan kontrol dan aku menabrak pohon. Aku tak ingat apa-apa lagi, seketika aku berada di New York aku melihat patung Liberty. Dan anehnya lagi aku mengenakan jubah Spiderman. Dan sesaat kemudian ada seorang memukulku, ternyata itu musuh berat Spiderman yaitu Green Goblin. Dan aku mulai melawannya dengan kekuatan yang aku miliki. Setelah lama aku berhasil mengalahkannya, seketika aku membuka topengnya ternyata itu Adit. Bukan main senang hatiku dapat meninju Adit.
Tak ku sangka, aku begitu hebat, tuhan telah mendengarkan aku. Aku kini adalah pahlawan sejati. Tetpi tiba-tiba ada perempuan yang datang. Tubuhbya seksi dan cantik, tiba-tiba dia membuka topengku dan ingin menciumku. Telah terbuka topengku, tiba-tiba ada hujan lebat. Tiba-tiba pengelihatanku menjadi kabur. “ Oh tidak... jngan...
Byur, byur, byur. “ Bangun Entok, bangun Entok, Entok….!” Aduh ternyata itu hanya mimpi. Hampir saja aku ciuman sama bantal.
”Sial padahal aku hampir ciuman sama cewe cantik. Huh Tuhan hanya memberiku kenikmatan dalam mimpi.Udah dalam mimpi, waktunya sebentar lagi, aku memang anak sial!”
“Eh dasar kamu tukang tukang tidur, sekarang cepat mandi terus sembahyang, makan dan belajar, cepat!” Kata ibu dengan nada sedikit marah.




"The Little"

Tidak ada komentar: